Kunjungan ke SPPG Polri memang mengungkap banyak hal menarik terkait kualitas pengolahan makanan. Melihat ruangan yang sesuai standar, saya merasa optimis akan program Makan Bergizi Gratis ini.
Setiap ruangan di SPPG ini dirancang dengan baik dan terpisah untuk mencegah kontaminasi. Misalnya, gudang penyimpanan bahan makanan dilengkapi dengan pendingin agar bahan tetap segar sebelum digunakan.
Hal lain yang sangat saya apresiasi adalah terdapat tempat mencuci terpisah untuk tray makanan dan bahan lainnya. Kebersihan menjadi prioritas utama, dan saya bisa merasakan bahwa sanitasi di sini dijaga dengan ketat.
Kualitas Pengujian Makanan pada SPPG Polri Pejaten
Menurut arahan Presiden, setiap makanan yang akan dikirim ke sekolah harus melewati serangkaian tes. Tes ini bertujuan untuk mendeteksi adanya bahan berbahaya seperti nitrit, arsen, sianida, dan formalin.
Selain itu, proses ini dilakukan untuk memastikan makanan yang sampai ke anak-anak aman dan sehat. Hal ini menunjukkan komitmen SPPG dalam menjaga kualitas makanan yang mereka sediakan.
Melibatkan petugas lokal dalam proses ini juga membuka kesempatan pemanfaatan tenaga kerja di komunitas sekitar. Dengan demikian, SPPG turut membantu pemberdayaan masyarakat di sekitarnya.
Inovasi Pertanian di SPPG Polri Pejaten
Salah satu hal menarik yang saya temukan di SPPG Polri Pejaten adalah keberadaan ruang hidroponik untuk menanam sayuran segar. Ini menunjukkan bahwa SPPG tidak hanya terpaku pada pengolahan makanan, tetapi juga memperhatikan sumber bahan baku.
Di beberapa daerah, ada pula SPPG yang menyediakan kolam ikan untuk memperkaya menu makanan. Inovasi semacam ini patut dicontoh untuk meningkatkan kualitas gizi yang diberikan.
Ruang hidroponik ini tidak hanya bermanfaat untuk SPPG, tetapi juga bisa menjadi contoh bagi sekolah atau masyarakat lain untuk menanam sayuran. Melalui praktik ini, diharapkan kesadaran akan pentingnya konsumsi sayuran segar dapat meningkat.
Penyebaran Praktik Terbaik di Seluruh SPPG
Dalam kunjungan ini, saya merasa penting untuk menyebarluaskan praktik baik yang ada di SPPG Polri Pejaten. Ide tersebut bertujuan agar SPPG lain bisa menerapkan pola kerja yang telah terbukti efektif ini.
Melakukan kunjungan saling belajar antar SPPG bisa memberi wawasan baru bagi para pengelola. Dengan bertukar pengalaman, diharapkan kualitas layanan makanan juga dapat meningkat secara menyeluruh.
Jika berbagai SPPG dapat berkolaborasi dan mengadopsi praktik baik satu sama lain, manfaatnya akan lebih luas lagi. Program Makan Bergizi Gratis akan semakin berhasil dan menjangkau lebih banyak anak-anak di Indonesia.
Tentunya, upaya ini tidak cukup dilakukan sendiri oleh satu SPPG. Kerja sama antara pemerintah, masyarakat, dan sekolah sangat diperlukan untuk mencapai tujuan bersama.
Saya berharap inisiatif yang baik ini dapat terus berkembang dan dijadikan contoh untuk SPPG lainnya. Dengan mengedepankan aspek kesehatan dan lingkungan, kita semua dapat berkontribusi pada generasi yang lebih sehat.
Prof. Tjandra Yoga Aditama
Direktur Pascasarjana Universitas YARSI / Adjunct Professor Griffith University,
Mantan Dirjen Pengendalian Penyakit Kemenkes dan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara,
Penerima Rekor MURI April 2024, Penerima Penghargaan Paramakarya Paramahusada 2024, dan Penerima Penghargaan Achmad Bakrie XXI 2025
