EUS-RFA: Teknik Pengobatan Tumor Pencernaan dengan Presisi
Health

EUS-RFA: Teknik Pengobatan Tumor Pencernaan dengan Presisi

EUS-RFA Teknik Pengobatan – Tumor pada sistem pencernaan kini dapat diatasi dengan metode Endoscopic Ultrasound-guided Radiofrequency Ablation atau EUS-RFA. Teknik ini menggabungkan dua teknologi penting, yaitu Endoscopic Ultrasound (EUS) dan Radiofrequency Ablation (RFA), yang memberikan pendekatan lebih tepat dan aman dalam pengobatan tumor.

Dengan menggunakan EUS, dokter dapat memvisualisasikan area tumor secara jelas melalui gambar ultrasound yang diambil dari dalam tubuh, sementara RFA digunakan untuk menghancurkan sel-sel tumor melalui gelombang radio frekuensi, dengan tingkat akurasi yang tinggi dan minim kerusakan pada jaringan sekitarnya.

Mengenal Endoscopic Ultrasound (EUS)

Menurut Dr. Rinaldi Lesmana, dokter spesialis penyakit dalam konsultan gastro-entero-hepatologi di RS Siloam MRCCC Semanggi, Endoscopic Ultrasound (EUS) adalah teknik medis yang menggabungkan teknologi endoskopi dan ultrasound. Teknik ini digunakan untuk memeriksa organ-organ dalam tubuh secara lebih rinci, memungkinkan dokter untuk melihat kondisi jaringan dan tumor dengan lebih jelas. Dengan memanfaatkan endoskop yang dilengkapi ultrasound, EUS memberikan gambaran akurat dari dalam tubuh, membantu dokter dalam diagnosis dan tindakan medis yang lebih presisi.

Bagaimana Prosedur EUS Dilakukan

Selama prosedur Endoscopic Ultrasound (EUS), dokter memasukkan sebuah tabung tipis yang disebut endoskop ke dalam tubuh melalui mulut atau rektum. Ujung endoskop ini dilengkapi dengan alat ultrasound yang memancarkan gelombang suara frekuensi tinggi. Gelombang ini menciptakan gambar rinci dari organ dan jaringan di sekitarnya, memungkinkan dokter untuk melihat tumor atau lesi dengan jelas.

“Gambar yang dihasilkan oleh EUS sangat detail, sehingga memudahkan dokter dalam menentukan ukuran, lokasi, dan sifat dari tumor. Ini sangat berguna untuk diagnosis awal dan perencanaan pengobatan, terutama untuk tumor di area yang sulit diakses dengan teknik lain,” ujar Dr. Rinaldi Lesmana dalam keterangan pers, Senin (7/10/2024).

Mengenal Radiofrequency Ablation (RFA)

Radiofrequency Ablation (RFA) adalah metode pengobatan yang memanfaatkan energi gelombang radio untuk merusak jaringan abnormal seperti tumor. Prosedur ini dilakukan dengan memasukkan sebuah elektroda, alat yang dapat menghantarkan energi ke area target melalui jarum atau instrumen lainnya. Elektroda ini menghasilkan gelombang radio frekuensi yang memproduksi panas. Panas tersebut secara efektif memusnahkan sel-sel tumor tanpa perlu melakukan pembedahan besar.

RFA sering digunakan untuk mengobati tumor di organ seperti hati dan ginjal, terutama pada tumor yang tidak bisa dioperasi atau untuk melengkapi perawatan lain seperti kemoterapi. Teknik ini menawarkan solusi yang lebih minimal invasif dan tetap efektif untuk menangani berbagai jenis tumor.

Apa Perbedaan EUS-RFA dengan Metode Pengobatan Lain?

EUS-RFA memiliki keunikan dibandingkan dengan metode pengobatan tumor lainnya. Teknik ini menggabungkan keunggulan Endoscopic Ultrasound (EUS) dan Radiofrequency Ablation (RFA), memberikan keuntungan yang signifikan dibandingkan metode ablasi lainnya.

Dengan EUS, dokter memperoleh panduan visual yang sangat detail, memungkinkan mereka untuk menargetkan tumor dengan akurasi tinggi saat menggunakan RFA. Panduan ini memastikan bahwa dokter dapat menghindari jaringan sehat di sekitar tumor, sehingga meningkatkan efektivitas dan keamanan prosedur.

Sementara itu, metode ablasi lain seperti laser atau cryoablation (menggunakan suhu dingin ekstrem) juga efektif, tetapi tidak selalu memberikan tingkat presisi yang sama. “Misalnya, laser dapat efektif untuk tumor yang lebih dangkal, sementara cryoablation mungkin tidak ideal untuk tumor di lokasi yang sangat dalam,” jelas Dr. Rinaldi Lesmana.

Apa Keunggulan Utama EUS-RFA?

Salah satu keunggulan utama dari EUS-RFA adalah presisi tinggi. Dengan panduan visual yang jelas dari Endoscopic Ultrasound (EUS), dokter dapat memastikan bahwa energi Radiofrequency Ablation (RFA) tepat mengenai tumor tanpa merusak jaringan sehat di sekitarnya. Hal ini membedakan EUS-RFA dari metode ablasi lainnya yang mungkin tidak seakurat ini.

Selain itu, EUS-RFA adalah metode minimal invasif, yang berarti tidak memerlukan pembedahan besar. Ini memungkinkan waktu pemulihan yang lebih cepat dibandingkan dengan pembedahan konvensional. Pasien sering kali dapat kembali ke aktivitas normal dalam waktu yang relatif singkat setelah prosedur.

Indikasi Medis Pasien Butuh EUS-RFA

EUS-RFA digunakan dalam berbagai indikasi medis, terutama ketika tumor gastrointestinal tidak bisa dioperasi atau jika pengobatan lain tidak efektif. Beberapa indikasi umum termasuk:

  • Tumor pankreas: Tumor di pankreas yang terletak di area sulit dijangkau oleh pembedahan konvensional.
  • Kista pankreas dengan tanda-tanda pre-kanker: Kista pankreas yang tidak memerlukan operasi besar tetapi tetap membutuhkan pengobatan.
  • Tumor di saluran pencernaan dan hati: Tumor di usus dua belas jari dan hati yang sulit diobati dengan metode lain.

Bagaimana Proses Prosedur EUS-RFA?

Prosedur EUS-RFA dilakukan dalam beberapa langkah untuk memastikan kenyamanan dan keamanan pasien. Pertama, pasien akan diberikan sedasi ringan atau anestesi agar tidak merasa nyeri selama prosedur berlangsung.

Selanjutnya, dokter akan memasukkan endoskop melalui mulut atau rektum untuk mendapatkan panduan visual menggunakan EUS. Setelah lokasi tumor terlihat dengan jelas, dokter akan menempatkan elektroda RFA secara hati-hati pada area tumor.

Setelah elektroda berada di posisi yang tepat, gelombang radio frekuensi diterapkan untuk memanaskan dan merusak sel-sel tumor. Seluruh proses dipantau secara ketat untuk memastikan bahwa tumor mendapatkan dosis energi yang tepat dan jaringan sehat di sekitarnya tetap terlindungi.

Risiko Komplikasi

Meskipun EUS-RFA merupakan prosedur yang minim invasif, tetap ada beberapa risiko yang perlu diwaspadai, seperti:

  • Infeksi: Kemungkinan infeksi di area yang diproses.
  • Perdarahan: Risiko perdarahan di lokasi ablasi.
  • Reaksi terhadap sedasi: Kemungkinan komplikasi akibat penggunaan anestesi.
  • Kerusakan jaringan: Potensi kerusakan pada jaringan sehat di sekitar tumor.

Meski ada risiko, EUS-RFA tetap dikenal sebagai metode yang efektif dalam mengobati tumor gastrointestinal, terutama yang tidak dapat dioperasi atau tidak merespons pengobatan lain. Dengan presisi yang diberikan oleh EUS, hasil pengobatan sering kali lebih baik dibandingkan dengan metode lain seperti cryoablation. Prosedur ini juga mengurangi kebutuhan akan pembedahan besar dan mempercepat waktu pemulihan.

Usai Tindakan EUS-RFA

Setelah tindakan EUS-RFA, peran EUS sangat penting dalam evaluasi dan perencanaan pengobatan. EUS memberikan gambaran jelas mengenai ukuran, lokasi, dan kedalaman tumor, sehingga dokter dapat menentukan apakah EUS-RFA adalah pilihan yang tepat, serta memandu penempatan elektroda selama prosedur.

Waktu pemulihan bervariasi, tetapi biasanya pasien dapat kembali beraktivitas dalam beberapa hari hingga satu minggu. Sebagian besar pasien hanya mengalami ketidaknyamanan ringan yang bisa diatasi dengan obat pereda nyeri, dan pemulihan penuh terjadi lebih cepat dibandingkan dengan metode pembedahan konvensional.

Setelah tindakan EUS-RFA, pemantauan jangka panjang dilakukan dengan pemeriksaan berkala menggunakan EUS atau imaging lain, serta tes laboratorium untuk mengevaluasi respons pengobatan. Pemantauan ini penting untuk memastikan bahwa tumor tidak kambuh dan untuk menilai efektivitas prosedur secara keseluruhan.

“Dengan keunggulan dalam presisi dan minim invasivitas, EUS-RFA merupakan langkah maju dalam pengobatan tumor gastrointestinal, memberikan solusi yang lebih baik dan lebih aman bagi pasien yang membutuhkannya,” tutup Dr. Rinaldi Lesmana.

 

 

Baca juga artikel kesehatan lainnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back To Top