Proses pencarian korban akibat runtuhnya gedung Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, terus berlangsung dengan intensitas tinggi. Pada Senin malam, total jenazah yang ditemukan mencapai 66 orang, termasuk tujuh di antaranya merupakan bagian tubuh yang ditemukan terpisah.
Evakuasi ini menjadi fokus utama tim gabungan yang terdiri dari Basarnas dan berbagai instansi lainnya. Dalam sehari, mereka berhasil mengevakuasi 13 jenazah serta 10 bagian tubuh dari area reruntuhan di bagian belakang gedung yang ambruk tersebut.
Menurut Emi Freezer, Kasubdit RPDO Bencana dan Kondisi Membahayakan Manusia, upaya pencarian sangat krusial dilakukan dengan cepat dan tepat. Hingga laporan terakhir pada malam hari, terdapat 13 korban yang sudah dievakuasi dan dua potongan tubuh dilaporkan berhasil diekstrikasi oleh tim di sektor A3 dan A2.
Rincian Proses Evakuasi dan Analisis Korban
Setelah evakuasi, jenazah-jenazah tersebut langsung dibawa ke RS Bhayangkara Surabaya untuk proses identifikasi oleh tim DVI Polda Jatim. Tim ini memiliki tanggung jawab penting dalam memastikan bahwa semua korban dapat dikenali dan dihormati dengan baik oleh keluarga mereka.
Proses evakuasi ini masih terus berlangsung, dan fokus saat ini adalah pada pembersihan puing-puing di sisi utara, di area yang tidak terintegrasi dengan struktur utama gedung. Tim berharap bisa menemukan lebih banyak korban yang mungkin belum teridentifikasi.
Per mendekati malam, diketahui bahwa jumlah total korban yang berhasil ditemukan hingga saat itu berjumlah 170 orang. Dari jumlah tersebut, 104 dalam kondisi selamat, 66 meninggal dunia, di mana tujuh diantaranya masih berupa potongan tubuh.
Kronologi Kejadian Runtuhnya Gedung
Pondok Pesantren Al Khoziny mengalami runtuh pada Senin, 29 September, sekitar sore hari. Saat kejadian, informasi dari saksi mata menyebutkan bahwa terdapat ratusan santri yang sedang melaksanakan Salat Asar berjemaah di dalam gedung tersebut.
Bangunan yang berfungsi sebagai musala ini sedang dalam tahap pembangunan dan mengakibatkan tragedi yang mengharukan. Proses pencarian ini menyoroti pentingnya keselamatan lokasi-lokasi yang sedang dalam pengerjaan dan perlunya standarisasi keamanan bagi semua bangunan publik.
Tim penyelamat menghadapi banyak tantangan dalam pencarian, terutama dengan adanya puing-puing yang berserakan di area reruntuhan. Saat proses evakuasi dilanjutkan, tim berharap dapat meminimalisasi risiko bagi anggota tim dan menemukan semua korban secepat mungkin.
Pentingnya Kesadaran dan Penanganan Bencana
Tragedi ini mengingatkan kita akan pentingnya penanganan bencana yang efektif dan lebih baik ke depannya. Perlu adanya sistem yang lebih baik dalam mempersiapkan serta mengedukasi masyarakat mengenai tindakan yang harus diambil selama situasi darurat semacam ini.
Keterlibatan berbagai pihak, termasuk pemerintah dan masyarakat, sangat diperlukan dalam upaya pemulihan. Bukan hanya dalam proses evakuasi, tetapi juga dalam penanganan trauma bagi para santri yang selamat dan keluarga korban.
Kedepannya, diharapkan semua institusi terkait dapat berkolaborasi untuk meninjau kembali regulasi dan prosedur keamanan gedung, terutama untuk bangunan yang digunakan oleh masyarakat umum sebagai tempat berkegiatan.