Polda Bali melakukan penyelidikan menyeluruh terhadap ponsel dan laptop yang dimiliki oleh Timothy Anugerah Saputra, seorang mahasiswa yang ditemukan meninggal dunia di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana. Penyelidikan ini bertujuan untuk mencari tahu penyebab meninggalnya mahasiswa tersebut, sekaligus apakah ada indikasi bahwa ia melakukan bunuh diri.
Kabid Humas Polda Bali, Komisaris Besar Polisi Ariasandy, menyatakan bahwa pihaknya berusaha mendalami perangkat milik korban untuk menemukan informasi penting. Ia menegaskan bahwa penyelidikan terhadap perangkat tersebut merupakan langkah krusial untuk memahami situasi sebelum kejadian, yang terjadi pada 15 Oktober 2025.
Pihak kepolisian awalnya menghadapi kendala dalam mengakses informasi dari perangkat tersebut karena penolakan dari keluarga korban. Ibu Timothy bahkan telah menandatangani surat pernyataan untuk tidak menempuh jalur hukum terkait kematian putranya, tetapi setelah penjelasan dari polisi, perangkat akhirnya diserahkan untuk penyelidikan oleh Direktorat Reserse Siber.
Penyelidikan Desintif terhadap Laporan Kematian Mahasiswa
Investigasi kematian Timothy memunculkan banyak pertanyaan, terutama terkait dengan kejelasan mengenai penyebab kematiannya. Polda Bali telah melakukan pemeriksaan intensif terhadap rekaman kamera pengawas di Gedung FISIP Universitas Udayana, dari tanggal 15 hingga 20 Oktober. Sayangnya, hasilnya tidak menunjukkan lokasi di mana dugaan bunuh diri tersebut terjadi.
Ariasandy menjelaskan, ada tiga kamera CCTV yang terpasang di tempat tersebut, namun semuanya mengarah ke area yang tidak relevan untuk penyelidikan. Hal ini menambah kerumitan investigasi, karena berdasarkan rekaman itu, tidak ada kejelasan mengenai waktu atau tempat kejadian yang tepat.
Tim penyelidik telah mencoba menggali informasi lebih jauh dari perangkat digital milik korban. Mereka berharap dapat menemukan catatan atau pesan yang dapat memberikan petunjuk lebih lanjut. Namun, keterbatasan akses awal oleh pihak keluarga sempat menjadi hambatan signifikan dalam proses ini.
Reaksi dan Dukungan dari Lingkungan Akademis
Kematian Timothy mengejutkan banyak kalangan, terutama rekan-rekan mahasiswa di Universitas Udayana. Berita tentang tragedi ini dengan cepat menyebar dan mengundang berbagai reaksi dari masyarakat akademis. Banyak mahasiswa yang merasa kehilangan dan sedih atas kejadian tersebut, yang dianggap sangat tragis.
Pihak universitas pun memberikan pernyataan resmi yang menyampaikan kesedihan atas kehilangan ini. Dikatakan bahwa universitas turut berduka cita dan berkomitmen untuk memfasilitasi dukungan bagi mahasiswa yang merasakan dampak dari peristiwa ini.
Sebagian mahasiswa bahkan mengorganisir kegiatan memorial untuk mengenang Timothy. Ini menunjukkan bahwa meskipun ada tekanan dan kesedihan, komunitas akademis berusaha untuk tetap solid dan memberikan dukungan emosional satu sama lain.
Proses Penyelidikan Berlanjut dengan Harapan Mendapatkan Keadilan
Polda Bali berkomitmen untuk menyelesaikan penyelidikan ini secara mendalam. Mereka menyadari bahwa hasil dari investigasi ini sangat penting, baik untuk keluarga korban maupun untuk masyarakat yang ingin mengetahui kebenaran. Ariasandy menegaskan bahwa hasil penyelidikan akan dibuka untuk umum setelah proses lebih lanjut dilakukan.
Kepolisian juga berupaya melakukan pendekatan humanis kepada keluarga korban, agar mereka merasa didukung dalam masa sulit ini. Penjelasan terbuka dari pihak kepolisian diharapkan bisa meredakan situasi tegang dan memberikan kejelasan bagi semua pihak yang terlibat.
Meskipun ada beberapa kendala di lapangan, pihak kepolisian tetap optimis untuk menemukan fakta yang jelas. Dengan melakukan analisis lebih lanjut terhadap data digital, mereka berharap dapat mengungkap penjelasan di balik peristiwa tragis ini.
