Seorang streamer YouTube bernama Adimas Firdaus, yang lebih dikenal dengan nama Resbob, sedang berada dalam pusat perhatian publik. Konten yang ia unggah baru-baru ini memicu kemarahan luas karena mengandung penghinaan terhadap pendukung klub sepak bola Persib Bandung, khususnya terhadap para suporter Viking serta masyarakat Sunda.
Video tersebut telah membuat banyak orang merasa tersinggung dan memicu reaksi banyak pihak, termasuk laporan resmi yang diajukan kepada polisi oleh kelompok suporter tersebut. Kejadian ini mencerminkan bagaimana media sosial bisa menjadi arena perdebatan yang berpotensi menimbulkan konflik sosial.
Reaksi dari masyarakat, terutama dari kalangan suporter dan tokoh masyarakat, sangat cepat dan tegas. Wakil Gubernur Jawa Barat, Erwan, juga terlibat dalam kontroversi ini dan menyatakan ketidakpuasannya atas tindakan Resbob.
Reaksi Masyarakat Terhadap Ujaran Kebencian di Media Sosial
Fenomena ujaran kebencian di media sosial telah menjadi isu yang semakin penting dalam beberapa tahun terakhir. Masyarakat kini lebih sadar akan dampak negatif dari konten yang dipublikasikan secara online, terutama yang menyangkut isu SARA. Respon yang muncul atas tindakan Resbob menunjukkan betapa pentingnya menjaga sopan santun dalam berkomunikasi.
Erwan menegaskan bahwa tindakan tersebut tidak hanya menyakiti individu, tetapi juga dapat memecah belah komunitas. “Saya sebagai orang Sunda merasa sangat terhina dan sangat marah,” ujarnya. Ia berharap tindakan tegas dari pihak kepolisian dapat memberikan efek jera bagi siapa saja yang melakukan ujaran kebencian.
Imbauan untuk tidak terbawa emosi dan tidak mendendam kepada kelompok tertentu juga menyeruak. Hal ini menunjukkan kesadaran masyarakat untuk tetap saling menghormati dan fokus pada penyelesaian masalah ketimbang konflik yang lebih besar.
Langkah Hukum yang Ditempuh oleh Pihak Terkait
Berkaitan dengan dugaan ujaran kebencian yang dilontarkan Resbob, laporan resmi telah diajukan ke pihak kepolisian. Viking Persib Club sebagai kuasa hukum melakukan langkah hukum untuk menanggapi tindakan Resbob. Mereka meminta agar tindakan hukum tegas dapat segera dilakukan.
Kepolisian pun menjelaskan bahwa mereka sudah mulai melakukan profiling akun Resbob sebagai bagian dari penyelidikan. “Kami sudah memprofiling akun pelaku hate speech terhadap Viking dan warga Jabar,” kata Kabid Humas Polda Jabar. Langkah ini menunjukkan kesiapan pihak berwenang untuk menindak tegas pelaku ujaran kebencian.
Harapan akan penegakan hukum yang adil dan cepat menjadi suatu keinginan bersama bagi masyarakat. Mereka ingin agar kasus ini tidak hanya menjadi sebuah kontroversi di media sosial, tetapi juga menjadi pelajaran bagi para pelaku dan masyarakat luas.
Klarifikasi dan Permintaan Maaf dari Resbob
Di tengah kontroversi ini, Adimas Firdaus atau Resbob telah mengunggah video klarifikasi di media sosial. Dalam permintaan maafnya, ia menyatakan bahwa dirinya tidak sadar akan pernyataan yang dilontarkannya saat siaran langsung, bahkan mengaku tidak ingat tentang ucapannya tersebut.
Dalam video tersebut, Resbob berbicara tentang pengalamannya dan menjelaskan bahwa alkohol merupakan penyebab ketidaksadarannya. “Mari kita tinggalkan alkohol,” ungkapnya dalam rekaman yang viral itu.
Banyak yang melihat permintaan maaf ini sebagai langkah untuk mengambil tanggung jawab, meski tidak sedikit pula yang merasa belum cukup. Ujaran kebencian yang mengundang kemarahan publik harusnya dijadikan pelajaran bagi semua agar lebih berhati-hati dalam berucap.
