Seorang anak berinisial MH yang baru berumur 12 tahun mengalami nasib malang ketika menjadi korban penjambretan di kawasan Penjaringan, Jakarta Utara. Peristiwa itu terjadi pada Selasa sore, saat MH baru saja pulang dari sekolah dan memutuskan untuk bermain di sekitar kompleks rumahnya.
Korban keluar dari rumah dengan handphone miliknya dan tanpa disangka-sangka bertemu dengan dua orang pria tidak dikenal. Dalam hitungan menit, keadaan berubah menjadi menegangkan ketika kedua pria tersebut meminta korban menyerahkan handphone-nya.
Kronologi Insiden Penjambretan di Jakarta
Insiden bermula ketika MH sedang asyik bermain di sekitar kompleks Carina Sayang. Tiba-tiba, dua orang laki-laki yang mengendarai sepeda motor matic berwarna hijau menghampirinya dan meminta handphone miliknya.
Setelah meminta handphone, salah satu pelaku mengajak MH untuk jalan-jalan dengan sepeda motor. Situasi ini tampaknya justru memperburuk kondisi korban yang tidak berdaya di hadapan para pelaku.
Segera setelah itu, MH diturunkan di Jalan H. Abu, Cipete Selatan. Dalam proses penurunan, pelaku melakukan tindakan kekerasan dengan memukul pipi sebelah kiri MH dan mengancamnya agar tidak berteriak.
Reaksi Masyarakat dan Penanganan Korban
Setelah ditinggal pergi oleh pelaku, korban pun beruntung bertemu dengan seorang marbot masjid di sekitar lokasi. Marbot tersebut segera menyadari kondisi MH dan membawanya untuk melaporkan kejadian itu kepada Ketua RW setempat.
Ketua RW bernama Abdul Said mengambil tindakan cepat dengan menghubungi pihak kepolisian. Aiptu Rofyaningtyas, seorang Bhabinkamtibmas Cipete Selatan, segera datang untuk membawa MH kepada pihak yang berwenang.
Korban kemudian diamankan di Polsek Cilandak, di mana petugas melakukan langkah-langkah selanjutnya untuk menjaga kesejahteraan MH. Melalui prosedur yang berlaku, pihak kepolisian menghubungi orang tua MH untuk menjemputnya di kantor polisi.
Tindak Lanjut dari Pihak Kepolisian
Pihak Polsek Cilandak bertindak cepat dengan menghubungi orang tua MH setelah insiden tersebut. Mereka bertanggung jawab untuk memastikan bahwa korban dapat kembali dengan aman ke rumahnya setelah mengalami pengalaman traumatis ini.
Setelah penjemputan orang tua, MH diserahkan kembali ke keluarganya untuk pemulihan lebih lanjut. Pihak kepolisian berharap, dengan penanganan yang cepat, korban dapat segera pulih dari trauma yang dialaminya.
Kasus penjambretan yang menimpa MH menjadi perhatian masyarakat di daerah tersebut. Kejadian ini menunjukkan perlunya peningkatan kewaspadaan terhadap tindakan kejahatan, terutama yang menyasar anak-anak.
