Fakta Penting tentang Komplikasi Gondongan pada Organ
Health

Fakta Penting tentang Komplikasi Gondongan pada Organ

Fakta Penting – Gondongan adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus paramyxovirus, dan sering dikenal dengan gejala khasnya yaitu pembengkakan pada kelenjar parotis—salah satu kelenjar utama yang bertanggung jawab dalam produksi air liur. Penyakit ini sangat menular dan biasanya menyebar melalui droplet yang dikeluarkan saat penderita batuk atau bersin.

Penyakit ini paling sering menyerang anak-anak, namun bisa juga terjadi pada orang dewasa yang tidak pernah terinfeksi sebelumnya atau yang belum mendapatkan vaksinasi. Ketika virus menginfeksi kelenjar parotis, ia menyebabkan kelenjar tersebut membengkak dan terasa sakit, terutama saat makan atau minum.

Gondongan memang terkenal karena pembengkakan di sekitar area telinga yang terkadang bisa membuat penderita tampak memiliki pipi yang sangat penuh. Walaupun kebanyakan kasus gondongan bersifat ringan dan banyak penderita yang pulih tanpa masalah jangka panjang, penyakit ini juga bisa menyebabkan komplikasi yang serius jika tidak ditangani dengan baik.

Meskipun gondongan seringkali dianggap sebagai penyakit anak-anak yang tidak terlalu serius, realitasnya adalah bahwa virus ini dapat menyebabkan sejumlah komplikasi kesehatan yang serius jika tidak diatasi dengan baik. Penting bagi orang tua dan pengasuh untuk memahami risiko ini agar dapat mengambil langkah-langkah pencegahan dan pengobatan yang tepat.

Berikut adalah beberapa komplikasi yang mungkin terjadi akibat infeksi gondongan:

  1. Orkitis (Pembengkakan Testis): Terjadi pada pria yang terinfeksi, terutama yang lebih tua. Orkitis bisa menyebabkan rasa sakit yang intens, pembengkakan, dan dalam beberapa kasus, dapat mempengaruhi kesuburan.
  2. Ooforitis (Pembengkakan Ovarium): Pada wanita, gondongan bisa menyebabkan ooforitis, kondisi yang menyebabkan pembengkakan dan nyeri pada ovarium, yang bisa berakibat pada masalah kesuburan jika tidak diobati.
  3. Meningitis Viral: Virus gondongan bisa menyebar ke selaput otak dan sumsum tulang belakang, menyebabkan meningitis. Meskipun jarang, kondisi ini bisa sangat serius dan memerlukan perawatan medis segera.
  4. Pankreatitis: Peradangan pada pankreas, yang bisa menyebabkan nyeri perut, mual, dan muntah. Pankreatitis bisa menjadi akut dan berpotensi mengancam jiwa.
  5. Gangguan Pendengaran: Dalam kasus yang sangat jarang, gondongan bisa menyebabkan kehilangan pendengaran, biasanya bersifat sementara, tetapi kadang-kadang bisa permanen.

Mengingat potensi risiko ini, sangat penting untuk mendapatkan vaksinasi MMR (campak, gondongan, dan rubella), yang merupakan cara paling efektif untuk mencegah gondongan dan komplikasinya. Orang tua harus memastikan bahwa anak-anak mereka mendapatkan imunisasi sesuai jadwal yang direkomendasikan.

Komplikasi Gondongan: Dari Pembengkakan Testis hingga Meningitis

1. Pembengkakan Testis (Orkitis)

Pembengkakan testis adalah salah satu komplikasi yang paling umum dari gondongan pada laki-laki yang telah mencapai pubertas, mempengaruhi hingga satu dari tiga yang terinfeksi. Kondisi ini, yang dikenal sebagai orkitis, seringkali muncul secara tiba-tiba dan biasanya hanya mempengaruhi satu testis. Testis yang terkena mungkin terasa hangat, nyeri, dan mengalami pembengkakan yang signifikan, biasanya mulai 4 hingga 8 hari setelah pembengkakan kelenjar parotis muncul. Untuk meredakan nyeri, dokter sering merekomendasikan parasetamol atau ibuprofen, dan dalam kasus yang parah, obat pereda nyeri yang lebih kuat. Kompres dingin atau hangat dan penggunaan celana dalam yang suportif juga dapat membantu mengurangi rasa sakit. Meskipun penyusutan testis terjadi pada hampir setengah dari kasus orkitis, pengurangan jumlah sperma jarang menyebabkan kemandulan.

2. Pembengkakan Ovarium (Ooforitis)

Sekitar 1 dari 14 wanita yang terinfeksi gondongan setelah pubertas dan yang belum divaksinasi mungkin mengalami pembengkakan ovarium atau ooforitis. Ini dapat menyebabkan nyeri perut bagian bawah, demam lebih dari 38 derajat Celsius, serta mual atau muntah. Gejala ooforitis biasanya mereda setelah infeksi berlalu.

3. Pankreatitis

Pankreatitis, atau pembengkakan pankreas, adalah komplikasi lain yang mungkin terjadi pada sekitar 1 dari 25 orang dengan gondongan yang tidak divaksinasi. Kondisi ini dapat menyebabkan nyeri perut yang tiba-tiba, mual, muntah, diare, kehilangan selera makan, dan demam tinggi. Walaupun biasanya ringan, pankreatitis dapat memerlukan perawatan rumah sakit sampai kondisi stabil.

4. Meningitis Virus

Meningitis akibat virus gondongan bisa terjadi pada sekitar 1 dari 4 kasus infeksi. Berbeda dengan meningitis bakteri, versi viral ini biasanya menyebabkan gejala yang lebih ringan dan mirip flu, seperti sensitivitas terhadap cahaya, leher kaku, dan sakit kepala. Gejala ini umumnya mereda dalam waktu dua minggu.

5. Gondongan dan Kehamilan

Meskipun pernah dikhawatirkan meningkatkan risiko keguguran, bukti terkini menunjukkan bahwa gondongan selama kehamilan mungkin tidak seberbahaya seperti yang dulu diperkirakan. Namun, ibu hamil tetap disarankan untuk menghindari kontak dengan siapa pun yang diketahui memiliki gondongan atau infeksi lainnya.

6. Komplikasi Langka

Komplikasi langka tetapi serius dari gondongan termasuk ensefalitis, yang terjadi sekitar 1 dari 1.000 kasus dan dapat berakibat fatal. Kehilangan pendengaran sementara terjadi pada sekitar 1 dari 25 orang, dengan kehilangan pendengaran permanen yang sangat jarang, diperkirakan terjadi pada 1 dari 20.000 kasus.

Mengungkap Risiko Kehilangan Pendengaran Akibat Gondongan

Salah satu efek samping yang kurang dikenal dari gondongan adalah dampaknya terhadap pendengaran. Walaupun gondongan kebanyakan dikenal dengan gejala pembengkakan kelenjar parotis, virus yang menyebabkan gondongan juga bisa mempengaruhi kemampuan pendengaran. Menurut data terbaru, sekitar 1 dari 25 orang yang terinfeksi gondongan mengalami kehilangan pendengaran sementara, yang menunjukkan betapa pentingnya pemantauan gejala ini.

Kehilangan pendengaran yang terkait dengan gondongan biasanya terjadi secara unilateral, yaitu hanya mempengaruhi satu telinga. Kondisi ini mungkin tidak langsung disadari, karena pembengkakan kelenjar parotis dan rasa sakit lainnya sering menjadi perhatian utama. Namun, kehilangan pendengaran sementara ini cukup signifikan untuk memerlukan perhatian medis untuk memastikan tidak ada kerusakan jangka panjang.

Kabar baiknya, kehilangan pendengaran permanen sangat jarang terjadi, dengan perkiraan hanya sekitar 1 dari 20.000 kasus gondongan yang mengalami kondisi ini. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun risiko ada, kecil kemungkinannya untuk mengalami kehilangan pendengaran yang berkepanjangan akibat gondongan.

Penting bagi penderita gondongan untuk memonitor kondisi pendengaran mereka dan segera mencari bantuan medis jika mereka merasakan adanya perubahan dalam kemampuan mendengar. Mendeteksi dan mengatasi kehilangan pendengaran secara dini dapat membantu mencegah kemungkinan kerusakan permanen.

 

Baca juga artikel kesehatan lainnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back To Top