Hati-Hati – Baru-baru ini, viral kasus seorang baby sitter di Surabaya yang dengan sengaja memberikan obat-obatan keras kepada balita berumur 2 tahun. Obat-obatan tersebut diketahui mengandung steroid seperti deksametason dan pronicy, yang diberikan selama kurang lebih satu tahun. Ironisnya, pemberian obat ini dilakukan tanpa izin dan tanpa sepengetahuan ibu korban.
Tindakan baby sitter tersebut akhirnya terungkap dan menuai kecaman dari masyarakat. Steroid, terutama jika diberikan dalam jangka waktu lama tanpa pengawasan medis, dapat menyebabkan berbagai efek samping serius, termasuk peningkatan berat badan yang tidak sehat pada anak. Kasus ini menyoroti pentingnya pengawasan ketat terhadap pengasuh anak dan dampak buruk dari penyalahgunaan obat pada balita.
Motif Baby Sitter: Ingin Anak Gemuk, Tapi Efeknya Berbahaya
Baby sitter tersebut mengaku bahwa ia secara sengaja memberikan obat-obatan keras yang mengandung steroid dengan tujuan agar anak majikannya terlihat gemuk. Namun, tindakan ini justru menimbulkan risiko serius bagi kesehatan anak. Steroid yang diberikan dalam dosis tinggi dan dalam jangka waktu lama dapat mengakibatkan efek samping berbahaya, terutama pada balita yang masih sangat rentan.
Obat-obatan steroid seperti yang digunakan, jika tidak diberikan di bawah pengawasan dokter, dapat memicu gangguan pertumbuhan, penurunan imunitas, dan masalah kesehatan lainnya yang bisa berdampak jangka panjang. Kasus ini menjadi peringatan penting tentang bahaya penyalahgunaan obat pada anak-anak, terutama ketika dilakukan tanpa pengetahuan atau persetujuan orang tua.
PP IDAI Gelar Media Briefing tentang Dampak Penggunaan Obat Steroid pada Anak
Menanggapi kasus yang viral tersebut, Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (PP IDAI) mengadakan media briefing bertajuk “Dampak Penggunaan Obat Steroid pada Bayi dan Anak” secara daring pada Kamis (17/10/2024).
Acara ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai risiko dan efek samping penggunaan obat steroid pada anak-anak, terutama jika digunakan tanpa pengawasan medis. IDAI menekankan pentingnya pemahaman yang benar tentang pemberian obat pada bayi dan anak, serta risiko serius yang bisa ditimbulkan oleh penyalahgunaan steroid dalam jangka panjang.
Penyalahgunaan Steroid untuk Menaikkan Berat Badan Anak: Bahaya di Balik Gemuk Instan
Penyalahgunaan steroid dengan tujuan untuk membuat anak gemuk atau meningkatkan nafsu makan telah menjadi perhatian serius. Meskipun steroid sangat efektif dalam mengurangi inflamasi atau peradangan, penggunaannya tanpa pengawasan medis dan dengan tujuan meningkatkan berat badan pada anak bisa berbahaya. Steroid seperti prednison, kortison, dan hidrokortison adalah versi sintetis dari kortisol, hormon alami tubuh yang berfungsi memicu respons tubuh terhadap situasi stres serta melawan peradangan.
Untuk mengurangi peradangan, steroid menekan sistem kekebalan tubuh dan mengubah keseimbangan kimia alami dalam tubuh. Dalam prosesnya, steroid mengubah keseimbangan elektrolit dan air serta cara tubuh menggunakan dan menyimpan karbohidrat, protein, lemak, dan glukosa. Perubahan ini dapat menyebabkan retensi cairan, peningkatan nafsu makan, dan peningkatan penumpukan lemak, terutama di wajah, leher, dan perut.
Menurut Dr. dr. Agustini Utari, SpA(K), Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK) Endokrinologi IDAI, mekanisme utama steroid dalam membuat tubuh gemuk adalah melalui peningkatan nafsu makan. Selain itu, efek lainnya adalah retensi cairan dan garam yang menyebabkan pembengkakan. “Jadi anak yang mengonsumsi steroid dalam jumlah banyak ini nafsu makannya meningkat tajam, tapi sebenarnya steroid dalam tubuh berpotensi menambah penimbunan cairan dan garam, jadi dia akan menggemukkan, sehingga terlihat seperti bengkak,” jelas Dr. Agustini.
Beliau juga menekankan bahwa menginginkan anak gemuk dengan steroid bukanlah sesuatu yang sehat. “Gemuk itu tidak ada yang sehat, tetapi kalau dia gemuk dengan cepat, dengan steroid, ini jelas bukan peningkatan berat badan yang baik untuk anak. Dan harus diingat bahwa kita berharap bukan gemuk, tetapi gizi baik. Tidak menjadi obesitas, tidak menjadi overweight, cukup gizi baik. Jadi anggapan bahwa gemuk itu sehat, itu keliru,” tegas Dr. Agustini.
Ciri-ciri Anak Gemuk karena Steroid: Kenali Tanda-tandanya
Anak yang mengalami kenaikan berat badan akibat steroid dapat dibedakan dari anak yang gemuk karena asupan kalori berlebih. Menurut Dr. Agustini Utari, SpA(K), ada beberapa ciri khas yang bisa diperhatikan, terutama di bagian wajah. “Gemuk karena steroid itu memiliki wajah khas yang disebut moon face. Jadi, gemuknya itu paling banyak terlihat di pipi,” jelas Dr. Agustini.
Selain wajah, ciri lain yang sering muncul adalah garis-garis pada kulit yang disebut striae, mirip dengan stretch mark pada ibu hamil. “Striae ini biasanya berwarna pink keunguan dan muncul di sekitar perut atau paha, terutama jika steroid digunakan dalam jangka waktu lama,” tambahnya.
Ciri-ciri lain pada anak yang gemuk akibat steroid meliputi:
- Lebih sering sakit karena sistem kekebalan tubuhnya ditekan oleh steroid.
- Irritabilitas atau mudah marah, yang disebabkan oleh mood swing sebagai efek samping penggunaan steroid jangka panjang.
- Sindrom Cushing, di mana salah satu ciri fisiknya adalah buffalo hump, yaitu benjolan lemak di antara bahu atau di leher belakang.
- Peningkatan tekanan darah, karena steroid dapat memengaruhi keseimbangan cairan dan tekanan dalam tubuh.
Dr. Agustini juga menjelaskan bahwa dokter dapat mengetahui apakah kenaikan berat badan pada anak disebabkan oleh steroid melalui tes laboratorium dengan memeriksa kadar kortisol dalam darah. “Kita biasanya melihat kadar kortisol dalam darah. Jadi, meskipun tubuh memproduksi banyak, jika kita memberikan steroid dari luar, kadar kortisol alami dalam darah bisa rendah,” jelas Dr. Agustini.
Baca juga artikel kesehatan lainnya.