Mengungkap Peran Alam dalam Mencegah Penyakit Kronis
Food

Mengungkap Peran Alam dalam Mencegah Penyakit Kronis

Mengungkap Peran Alam – Di tengah hiruk pikuk perkembangan kota dan semakin terbatasnya ruang terbuka hijau, mungkin banyak dari kita tidak menyadari bahwa kita telah kehilangan salah satu alat paling ampuh dalam pencegahan penyakit kronis—alam. Dalam buku terbarunya, “Good Nature,” Profesor Biodiversitas Kathy Willis dari Universitas Oxford menyoroti betapa pentingnya interaksi dengan alam untuk kesehatan kita.

Menurut penelitian yang diuraikan dalam bukunya dan dilaporkan oleh majalah New Scientist, berada di alam terbuka dapat memicu serangkaian reaksi positif dalam tubuh kita. Saat kita terhubung dengan alam, ada perubahan biologis signifikan yang terjadi. “Itu akan memicu jalur (pathways) berbeda dalam tubuh kita,” jelas Willis. Ketika kita menghabiskan waktu di luar rumah, di taman, hutan, atau di dekat badan air, detak jantung dan tekanan darah kita menurun. Lebih dari itu, kadar hormon stres dalam tubuh kita turun, sementara aktivitas gelombang otak yang berkontribusi pada rasa tenang dan pikiran yang jernih, menguat.

Penelitian ini memberikan wawasan yang lebih dalam tentang bagaimana alam tidak hanya berfungsi sebagai tempat rekreasi atau eskapisme, tetapi sebagai komponen vital dalam kesehatan fisik dan mental kita. Dengan penekanan khusus pada pengurangan faktor-faktor yang berkontribusi pada penyakit kronis, seperti stres dan hipertensi, alam menawarkan solusi alami yang mudah diakses dan berdampak besar.

Willis menekankan bahwa kebijakan pembangunan urban harus mempertimbangkan pelestarian dan integrasi ruang hijau sebagai bagian dari infrastruktur kesehatan publik. Bukan hanya sebagai keindahan visual atau kegiatan rekreasi, tetapi sebagai fondasi penting dalam menjaga kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.

Melalui bukunya, Willis mengajak kita semua untuk memandang alam bukan hanya sebagai sumber keindahan, tetapi sebagai sarana esensial untuk kesehatan yang lebih baik. Dalam melawan penyakit kronis, alam bukan hanya sekutu, tetapi juga pelindung. Ini adalah pemikiran yang mendorong kita untuk kembali mengintegrasikan alam ke dalam kehidupan sehari-hari dan kebijakan kesehatan yang lebih inklusif dan holistik.

“Resep Alam”: Mengapa Dokter Harus Meresepkan Waktu di Alam Terbuka

Menurut Profesor Kathy Willis, salah satu hal terpenting yang sering diabaikan dalam pengobatan modern adalah manfaat kesehatan dari interaksi langsung dengan alam. Dalam bukunya “Good Nature,” Willis tidak hanya berbicara tentang nilai-nilai teoretis berinteraksi dengan alam, tetapi juga menyajikan data kuantitatif yang kuat yang mendukung ide bahwa dokter seharusnya meresepkan “interaksi dengan alam” kepada pasien mereka sebagai bagian dari pendekatan pengobatan holistik.

Data yang disodorkan oleh Willis menunjukkan bahwa berinteraksi dengan alam dapat memicu aktivasi seluruh indera kita, yang memiliki efek yang sangat menguntungkan bagi kesehatan mental dan fisik. Misalnya, saat kita menyentuh tekstur kayu saat berjalan di hutan, ada dampak menenangkan yang dihasilkan, yang bisa mengurangi stres dan kecemasan secara signifikan. Sementara itu, berjalan di tengah hutan pinus tidak hanya menyegarkan tetapi juga memberikan efek jangka panjang pada penurunan tekanan darah dan peningkatan mood.

Interaksi dengan alam mendorong kita untuk terlibat secara aktif dengan lingkungan, yang dapat meningkatkan perhatian kita, meningkatkan mood, dan bahkan memperkuat sistem kekebalan tubuh. Dari aroma tanah setelah hujan yang memiliki efek relaksasi, hingga suara dedaunan yang bergoyang yang menenangkan pikiran, alam menawarkan berbagai stimulus yang membantu tubuh dan pikiran kita untuk mengatur ulang dan memulihkan diri dari tekanan kehidupan sehari-hari.

Konsep “resepsi alam” ini mendukung ide bahwa untuk mencapai kesehatan yang optimal, kita perlu lebih dari sekedar obat-obatan; kita membutuhkan koneksi dengan dunia alami yang tidak hanya menyembuhkan kita secara fisik tetapi juga mengembalikan keseimbangan mental dan emosional kita. Dengan demikian, Willis menyerukan kepada komunitas medis untuk mempertimbangkan resep interaksi alam sebagai bagian dari perawatan medis standar, menunjukkan bahwa pencegahan dan pengobatan penyakit dapat sangat diuntungkan dari integrasi ke dalam alam.

Ini merupakan wawasan penting yang bisa mengubah cara kita memandang pengobatan dan kesehatan, mengajak kita semua, termasuk para profesional medis, untuk memikirkan kembali hubungan kita dengan alam sebagai sumber kesehatan yang vital.

Pengaruh Alam pada Pemulihan Kesehatan: Wawasan dari Penelitian Kathy Willis

Dalam penelitian yang menarik perhatian dunia medis dan kebugaran, Profesor Kathy Willis telah mengungkapkan bagaimana interaksi dengan alam dapat secara signifikan mempercepat proses pemulihan kesehatan. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa pasien yang menjalani operasi kantung empedu dan memiliki pemandangan taman dari jendela kamarnya cenderung pulih lebih cepat dan membutuhkan lebih sedikit obat pereda nyeri dibandingkan dengan pasien yang hanya memiliki pemandangan dinding bata.

“Saya tertarik dengan penelitian itu. Bahwa memang ada kaitan langsung antara indera penglihatan dan angka pemulihan. Ada mekanisme dalam tubuh yang terkait dengan alam,” kata Willis, menyoroti bagaimana pemandangan alam dapat mengaktifkan jalur biologis yang mendukung pemulihan.

Namun, bukan hanya penglihatan yang berperan dalam interaksi kita dengan alam. Indera lain seperti penciuman, pendengaran, dan peraba juga memiliki dampak yang signifikan. Sebagai contoh, ketika kita menghirup aroma dari tanaman, molekul dari senyawa organik yang mudah menguap masuk ke dalam aliran darah melalui membran paru-paru. “Ketika kita berjalan di hutan pinus, kita akan memiliki kadar senyawa kimia pinene yang tinggi dalam darah,” jelas Willis kepada Livescience. Senyawa ini memiliki efek biokimia yang mirip dengan obat-obatan resep untuk gangguan kecemasan, menunjukkan bahwa alam bisa berfungsi serupa dengan farmasi.

Menariknya, interaksi dengan alam tidak hanya menurunkan kadar hormon adrenalin, tapi juga meningkatkan jumlah sel-sel pembunuh alami yang vital untuk melawan sel kanker dan virus. Fenomena ini mendukung praktik “mandi hutan,” yang telah terbukti sebagai pengalaman meditatif yang meningkatkan keselarasan indera kita dengan alam.

Willis juga menunjukkan bahwa kurangnya interaksi dengan alam bisa meningkatkan risiko penyakit pernapasan dan kardiovaskular. Sementara itu, tinggal di lingkungan yang lebih hijau terkait dengan risiko lebih rendah mengalami penyakit mental. Untuk mereka yang tidak memiliki kemewahan tinggal dekat dengan alam, Willis merekomendasikan solusi sederhana seperti menempatkan tanaman hidup di meja kerja atau di ruang tamu. “Bahkan sekuntum mawar di meja, atau melihat bunga-bunga bisa berdampak pada penurunan tekanan darah,” ujar Willis.

Kesimpulannya, semakin kita mengintegrasikan alam dalam kehidupan sehari-hari, semakin besar manfaat yang bisa kita peroleh untuk kesehatan jiwa dan raga kita. Ini adalah pelajaran penting untuk semua, baik bagi individu maupun pembuat kebijakan kesehatan, untuk memasukkan elemen alam lebih banyak dalam kehidupan dan lingkungan kita.

 

 

Baca juga artikel kesehatan lainnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back To Top